KUMIS KUCING
Orthosiphon aristatus
(Blume) Miq
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanaman merupakan salah satu penopang hidup manusia yang
sangat penting. Disamping itu tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat
penting untuk perkembangan makhluk hidup. Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan beraneka ragam
tumbuh-tumbuhan atau tanaman. Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia
memiliki tanah yang sangat subur, sangat cocok sebagai tempat tumbuh kembangnya
berbagai macam tanaman, dari berbagai macam jenis atau spesies. Tanaman
yang tumbuh subur tersebut tidak hanya tanaman yang asli berasal dari tanah
Indonesia, banyak juga berbagai tanaman yang berasal dari luar negeri seperti:
Asia, Afrika ataupun Amerika latin. Mereka bisa masuk dan tumbuh subur setelah
mereka di bawa dan di sebarkan oleh para penjajah (Belanda, Inggris, Jepang).
Tanaman
berkhasiat sebagai obat tradisonal yang dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Tanaman berkhasiat tersebut sangat bermanfaat di karenakan berbagai
zat-zat bermanfaat yang dikandungnya. Untuk memudahkan mengenali tanaman yang
berkhasiat obat maka diperlukan sistem pengklasifikasian atau pengelompokan
berdasarkan perawakan, ciri morfologi, habitatnya dan manfaatnya. Tanaman obat bersifat alami, efek sampingnya tidak sekeras efek
dari obat-obatan kimia modern. Tubuh manusia secara lebih mudah menerima obat
dari bahan tanaman yang natural ini dibandngkan dengan obat kimiawi. Penemuan
obat-obatan modern dewada ini ternyata mendukung penggunaan obat tradisional,
banyak obat-obatan modern yang dibuat dari tanaman obat. Dalam makalah ini akan dijabarkan salah satu
tanaman yang berkhasiat obat yaitu Kumis kucing (Orthosiphon aristatus
(Blume) Miq.) beserta klasifikasian, pendeskripsian,ciri-ciri morfologi,
kandungan zat berkhasiat dan kegunaannya di dunia farmasi.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas akan dipaparkan hal-hal yang
berhubungan dengan pendeskripsian tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.). Adapun
masalah-masalah yang disampaikan adalah :
1.
Apakah tanaman
kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) itu ?
2.
Bagaimana
pendeskripsian dan klasifikasi tanaman kumis kucing ( Orthosiphon aristatus
(Blume) Miq. ) ?
3.
Bagaimana habitus atau perawakannya ?
4.
Bagaimana ciri-ciri
morfologi organa nutritiva dan organa reproduktivanya ?
5.
Apa saja zat
berkhasiat atau zat kimia yang terkandung di dalamnya ?
6.
Apa kegunaan
tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) di dunia
farmasi khususnya tentang pengobatan ?
7.
Bagaimana cara
pemanfaatnya sebagai obat tradisional ?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Mampu mengenali
tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.).
2.
Mampu mengetahui
klasifikasi, deskripsi, perawakan dan ciri-ciri morfologinya.
3.
Mampu menyebutkan
zat berkhasiat atau zat kimia yang terkandung di dalamnya.
4.
Mampu mengetahui
kegunaanya di dunia farmasi.
5.
Mampu menjelaskan
cara membuat resep praktis dari tanaman kumis kucing.
D.
Deskripsi
Orthosiphon aristatus (Blume) Miq., atau dikenal dengan nama kumis
kucing termasuk tanaman dari famili Lamiaceae/Labiatae. Tanaman ini merupakan salah satu
tanaman obat asli Indonesia yang mempunyai manfaat dan kegunaan
yang cukup banyak dalam menanggulangi berbagai penyakit.
E. Sejarah
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa
tumbuhan berbatang basah yang tegak.. Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah
Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.
F.
Nama Lokal
Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti:
kidney tea plants/java tea (Inggris), Misai Kucing (Melayu), Yaa nuat naeo (Thailand), Mao
xu cao (China), giri-giri
marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koceng (Madura).
G.
Distribusi
Distribusi Kumis Kucing yaitu di :
Asia iklim sub-tropis
China : Cina - Fujian, Guangxi, Hainan, Yunnan
Asia
Timur : Taiwan
§
Asia iklim tropis
Indo-Cina:
Kamboja, laos, Myanmar, Thailand, Vietnam
Malesia : Indonesia, Malaysia, Papua
Nugini, Filipina
H.
Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman kumis kucing adalah :
§
Iklim
1.
Ketinggian
tempat : 500 m – 900 m di atas permukaan laut.
2.
Curah hujan tahunan : 3000 mm/tahun.
3.
Bulan basah (diatas 100 mm/bulan): 7 bulan – 9 bulan.
4.
Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan): 3 bulan – 5 bulan.
5.
Suhu udara : 280C – 340C.
6.
Kelembapan : sedang.
7.
Penyinaran : Tinggi.
§
Tanah
1.
Jenis : Andosol, latosol.
2.
Tekstur : Lempuyung.
3.
Drainase : Baik.
4.
Kedalaman air tanah : Di atas 70 cm dari permukaan
tanah.
5.
Kedalaman perakaran : 30 – 60 cm dari permukaan tanah.
6.
Kemasaman (pH) : 5 – 7.
7.
Kesuburan : Sedang – Tinggi.
I. Pedoman Bertanam
§
Pengolahan
Tanah
1. Tanah dicangkul sedalam 30 – 40 cm hingga gembur.
2. Buatlah bedengan
selebar 100 – 120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 40 – 50, dan
panjangnya disesuaikan kondisi lahan.
3. Tebarkan pupuk
kandang di atas bedengan tersebut.
§
Persiapan Bibit
1. Umumnya tanaman Kumis
Kucing diperbanyak dengan stek batang/cabang.
2. Pilih batang atau
cabang yang tidak terlalu tua. Potong menjadi stek-stek yang berukuran panjang
15 – 25 cm atau beruas sekitar 2 – 3 buku.
§
Penanaman
1. Stek bibit ditanam
langsung di kebun sedalam 5 cm. Padatkan tanah disekitar pangkal stek.
2. Jarak tanam 30 cm x
30 cm, 40 cm x 40 cm, 40 cm x 50 cm, dan 60 cm x 60 cm.
§
Budidaya dengan Bibit yang berupa Biji
Dalam 1 g biji berserat mengandung 2.500 biji, sedang yang tanpa serat
mengandung 3000 biji. Daya kecambah biji cepat menurun, oleh karena itu akan
lebih baik bila digunakan biji-biji yang baru (paling lama disimpan 1 bulan).
Perbenihan perlu penyemaian agar tidak terlalu banyak yang mati karena kekeringan,
rusak oleh terik matahari, terlalu basah atau lembab. Permukaan tanah
persemaian dihaluskan dan sebaiknya dilapisi pasir setebal 2-3 cm, kemudian
ditutup dengan lembaran plastik dan diberi atap pelindung. Jumlah benih yang
diperlukan adalah 10 g tiap m persegi. 4-5 hari setelah benih disebar merata
akan tumbuh. Setelah benih berumur 1 minggu, mulai diperjarang dan dicabut
untuk dipindahkan ke lubang sebesar pensil yang dibuat di permukaan
bumbungan-bumbungan (tinggi 5 cm dan berdiameter 3 cm) tanah yang telah
dicampur dengan pupuk kandang yang dibungkus dengan daun. Tiap bumbungan diisi
1 bibit. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman pagi dan sore, memperjarang
bibit dan memusnahkan bagian bibit yang mulai terserang penyakit. Setelah
berumur 2 bulan, bibit dalam bumbungan sudah cukup besar dan kuat untuk ditanam
di kebun; dua minggu sebelum ditanam bibit dalam bumbungan dipindahkan ke
tempat yang lebih terang untuk melatih tanaman terhadap terik sinar matahari.
Ukuran bibit pada waktu dipindahkan di kebun mencapai tinggi 3-5 cm, berdaun
4-5 helai, panjang daun 5-10 cm, lebar 2-3 cm. Ditanam pada tanah yang kering
atau tegalan pada musim hujan. Penanaman pada musim kemarau akan berhasil bila
dilakukan pada tanah yang memungkinkan untuk diairi (sawah). Pengolahan tanah
dilakukan dengan mencangkul 2 kali atau menggarpu 1 kali, meratakan tanah dan
membuat saluran air di sekeliling petakan. Pda keadaan tanah yang kurang baik
tata airnya dicangkul lebih dalam, lalu dibuat bedengan atau guludan dibuat
lubang-lubang dengan jarak tanam 40-60 cm untuk ditanam bibit. Penanaman
sebaiknya dilakukan setelah lewat tengah hari, agar tidak cepat layu
(dianjurkan diberi naungan berupa daun atau batang pelepah pisang, terutama
bagi bibt yang kurang terlatih terhadap terik sinar matahari selama di
bumbungan; naungan sementara ini dilakukan selama 1-2 minggu). Pemeliharaan
terdiri dari penyiraman atau pengairan bila 2 hari tidak turun hujan,
penyiangan dilakukan 3-5 kali, pemupukan dilakukan pada umur 3 minggu dan bila
perlu pada umur 8 minggu setelah tanam (34 kg nitrogen tiap hektar, peningkatan
hasil 14%), dan dilakukan pemangkasan batang bunga agar daun dapat tumbuh lebih
banyak.
§
Hama dan Penyakit
Selama
ini tidak ada hama atau penyakit yang benar-benar merusak tanaman kumis kucing.
Hama yang sering ditemukan adalah kutu daun dan ulat daun. Penyakit yang menyerang disebabkan oleh
jamur upas (Upsia salmonicolor atau Corticium salmonicolor). Jamur ini
menyerang batang atau cabang tanaman yang berkayu. Pengendalian dilakukan dengan
perbaikan tata air, meningkatkan kebersihan kebun, memotong bagian yang sakit,
pergiliran tanaman dan penyemprotan pestisida selektif.
§
Gulma
Gulma yang banyak tumbuh di lahan pertanaman kumis kucing cukup bervariasi
dan kebanyakan dari jenis gulma kebun seperti rumput teki, lulangan, ageratum,
alang-alang, dan rumput-rumput lainnya.
§
Pengendalian hama atau Penyakit secara Organic
Sama
seperti pada tanaman obat lainnya bahwa pengendalian hama/penyakit secara
organic pada pertanaman kumis kucing lebih diusahakan secara PHT (pengendalian
hama secara terpadu). Termasuk di dalamnya system bercocok tanam secara tumpang
sari akan dapat menghambat serangan hama/penyakit. Untuk pengendalian gulma
sebaiknya dilakukan secara manual dengan cara penyiangan seperti telah
dijelaskan di atas. Namun demikian apabila diperlukan dapat diterapkan
penyemprotan dengan insektisida maupun pestisida nabati. Beberapa tanaman yang
dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian
hama antara lain adalah:
ü
Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk
insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga
kecil misalnya Aphids.
ü
Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin
yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf
pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat
rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
ü
Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung
rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan
semprotan.
ü
Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung
azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada
serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama
penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk
menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
ü
Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid
yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
ü
Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama
asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta
hama gudang Callosobrocus.
§
Pemanenan
Pemanenan
pertama dilakukan pada umur 2 bulan setelah tanam, selanjutnya dilakukan setiap
0,5 bulan sampai 1 bulan sekali, sampai tanaman berumur 3-5 bulan setelah
tanam.
§
Waktu Berbunga
Januari - Desember
J.
Sifat khas
Bunga tandan, bunga duduk berkarang, putih, benangsari panjang seperti
kumis kucing
BAB II
KLASIFIKASI
TUMBUHAN
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae (Menghasilkan biji)
Kelas :
Dicotyledoneae (Biji berkeping 2)
Subkelas :
Asteridae
Ordo :
Lamiales
Famili :
Lamiaceae
Genus :
Orthosiphon
Spesies :
Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.
Sinonim : O. Longiforum. Ham.
O. Grandiflorum et aristatum. Bl
O. Spiralis. Merr.
O.
Stamineus. Bent.
O. Grandiflorum. Bold.
O.
Clerodendranthus Spicatus (Tumb.)
Trichostemma
Spiralis. Lour.
Nama simplisia :
Orthosiphonis Herba
Nama Binomial : Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.
BAB
III
DESKRIPSI TUMBUHAN
A.
Habitus (
Perawakan)
Kumis kucing termasuk terna, tumbuhan tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar
atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm –
1.5cm. Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul,
dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya
sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian
kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan
di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal
yakni berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan panjang 7-29 cm,
dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek
berwarna ungu dan kemudian menjadi putih. Panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai
bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan
melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang
1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm. Biji coklat gelap.
B.
Alat Hara (Organa Nutritiva)
Semua bagian tubuh tumbuhan yang
secara langsung ataupun tidak langsung berguna untuk menegakkan kehidupan
tumbuhan, yaitu berguna untuk penyerapan, pengolahan, pengangkutan, dan
penimbunan zat-zat makanan, dinamakan alat hara. Adapun alat hara pada tanaman
kumis kucing adalah :
§ Akar (Radix)
Tanaman kumis kucing memiliki sistem akar tunggang,
rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), tudung akar
(Calyptra).
§ Batang (Caulis)
Pangkal batang berkayu, percabangan dari pangkal, 0,4 - 2,0 m. Batang persegi empat, beralur, berbulu penek atau gundul.
§ Daun (Folium)
Daun tunggal berhadapan, helai daun berbentuk bundar
atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm –
1.5cm. Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul,
dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya
sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm.
C.
Alat Perkembangbiakan (Organa Reproductiva)
o
Bunga (Flos)
Tanaman kumis kucing memiliki tipe bunga majemuk gubahan semu atau karangan
semu. Ciri khas
tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu
pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir,
mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan
panjang 7-29 cm,
dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek
berwarna ungu dan kemudian menjadi putih. Panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai
bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan
melebihi bibir bunga bagian atas.
o
Buah (Fructus)
Buah geluk
berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan
jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.
o Biji (Semen)
Tanaman kumis kucing tanaman berbiji tertutup, maka dari itu terdiri dari 2
lapisan lapisan kulit luar dan lapisan kulit dalam. Biji coklat gelap.
BAB
IV
KANDUNGAN ZAT BERKHASIAT
A.
Kandungan kimia
Mengandung minyak atsiri 0,02-0,06% terdiri dari 60 macam sesquiterpens dan
senyawa fenolik. 0,2% flavonoid lipofil dengan kandungan utama sinensetin,
eupatorin, skutellarein, tetrametil eter, salvigenin, rhamnazin; glikosida
flavonol, turunan asam kafeat (terutama asam rosmarinat dan asam 2,3-dikaffeoil
tartarat ), metilripariokromen A 6-(7,8-dimetoksi-2,2-dimetil
[2H,1-benzopiran]-il), saponin serta garam kalsium (3%) dan myoinositol.4,9,13). Hasil ekstraksi daun dan bunga Orthosiphon aristatus ditemukan metilripariokromen A atau
6-(7,8-dimetoksietanon).
Juga ditemukan senyawa
golongan flavonoid.
-
Sinensetin ( 5,6,7,3',4'- pentametoksi flavon )
-
Tetrametilskutellarein (5,6,7,4'-tetra metoksi flavon)
-
5-hidroks i 6,7,3',4' tetrametoksi flavone.
-
Salvigenin (5-hidroksi-6,7,4'-trimetoksi flavon)
-
Kirsimaritin (5,6-dihidroksi-7,4'-dimetoksi flavon)
-
Pilloin (5,3’-dihidroksi-7,4’-dimetoksi flavon)
-
Rhamnazin (3,5,4'-trihidroksi-7,3'-dimetoksi flavon).
Juga ditemukan 9 macam golongan senyawa flavon dalam
bentuk aglikon, 2 macam glikosida flavonol, 1 macam senyawa kumarin, asam
kafeat dan 7 macam senyawa depsida turunan asam kafeat, skutellarein,
6-hidroksiluteolin, sinensetin,
B.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis
Manis,
sedikit pahit, sejuk, anti-inflammatory (anti radang), peluruh air seni
(diuretik), menghancurkan batu saluran kencing, dan antibakteri.
BAB V
KEGUNAAN DI DUNIA FARMASI
Beberapa manfaat atau khasiat
Orthoshipon aristatus di dunia farmasi yaitu :
1. Memperlancar
pengeluaran air kemih (diuretik)
2. Rematik
Rematik gout
disebabkan oleh asam urat yang berlebih dalam tubuh. Kandungan
ortosifonin dan garam kalium (terutama pada daunnya) merupakan komponen utama
yang membantu larutnya asam urat sehingga Kumis kucing dapat mencegah dan
mengobati rematik gout.
3. Batuk
4. Encok (Gout
arthritis)
5. Demam
6. Sembelit
7. Sakit Pinggang
8. Radang ginjal
9. Batu ginjal
Kalium pada Tanaman
Obat Kumis kucing berkhasiat diuretik (memperlancar buang air kecil) sehingga
dapat mencegah dan membantu melarutkan batu ginjal.
10. Kencing manis
11. Infeksi saluran kencing (Cystitis)
12. Albuminuria
13. Syphilis
14. Hipertensi
Kandungan
kalium yang dimilikinya dapat merangsang pengeluaran cairan dalam
tubuh. Jika proses pengeluaran kemih lancar, otomatis tekanan darah akan
turun.
15. Amandel
16. Keputihan
Kandungan saponin dan
tanin pada daun Kumis kucing bisa mengobati keputihan.
17. Batu kantung
empedu
18. Menstabilkan gula
darah
19. Radang prostat
20. Asam urat
Kumis Kucing merupakan salah satu tanaman yang terkenal multikhasiat sebagai
obat di masyarakat. Pemanfaatan tanaman kumis kucing sebagai obat bisa menggunakan cara-cara tradisional
atau modern. Maksudnya dengan cara tradisional, meramu
tanaman kumis kucing dan mencampur ramuannya dengan tanaman obat lainnya, membuatnya
seperti jamu untuk diminum. Secara modern, bisa mengkonsumsi
tanaman kumis kucing dalam bentuk pil atau kapsul yang sudah siap minum. Karena itu, tak heran
jika Kumis Kucing Kumis dijadikan sebagai salah satu bahan baku utama
produk-produk herbal, seperti LhiforGin yang digunakan untuk
membantu meluruhkan batu urin dan gangguan ginjal atau Kumis
Kucing Kapsul yang juga berkhasiat membantu meluruhkan batu urin, mencegah
pengendapan batu ginjal, batu empedu, mengatasi radang saluran kemih, dan
melancarkan pembuangan air seni.
BAB VI
RESEP PRAKTIS
Adapun resep tradisional tanaman kumis kucing untuk menyembuhkan
beberapa penyakit antara lain :
1.
Memperlancar pengeluaran air kemih
Bahan :
-
Kumis Kucing 30 gram
-
Akar Alang-alang 30 gram
-
Meniran 30 gram
Cara membuat :
-
Semua dicuci sampai bersih, kemudian rebus dengan air sebanyak tiga gelas.
Tunggu sampai mendidih, sampai tersisa kira-kira 1.5 gelas air. Kemudian ramuan
tersebut diminum 3x sehari sebanyak setengah gelas.
2. Gangguan ginjal
Bahan :
-
Daun kumis kucing 11 lembar
-
Kencur 5 biji
-
Jahe merah 1 jari tangan
-
Beras direndam dulu selama 3 jam ¼ gelas
Cara membuat :
-
Semua bahan dicuci sampai bersih, lalu direbus bersamaan dengan 3 gelas air
hingga tersisa 2 gelas. Angkat dan saring.
-
Ramuan ini diminum 3 kali sehari masing-masing ½ gelas sesudah makan. Jika
setelah 1 minggu ada perubahan membaik, teruskan lagi minum selama 1 minggu.
Selama mengikuti terapi ini penderita tidak boleh minum kopi, the kental,
makanan berlemak dan bersantan dan mengurangi garam.
3. Menstabilkan gula darah
Bahan :
-
Daun kumis kucing 11 lembar
-
Daun sambiloto 11 lembar
-
Kulit pohon pule 3 jari tangan
-
Daun pegagan 17 lembar
Cara membuat :
-
Cuci semua bahan, lalu rebus dalam 5 gelas air hingga tersisa 4 gelas.
Angkat lalu saring. Minum 3 kali sehari 2/3 gelas sesudah makan. Lakukan selama
3 minggu. Cek kadar gula darah, jika sudah stabil dosis bisa diturunkan menjadi
2 kali sehari.
4.
Demam
Bahan :
-
100 gr akar kumis
kucing
-
2000 cc air
Cara membuat :
-
Akar kumis kucing,
cuci bersih
-
Rebus dengan 2000 cc
air
-
Tunggu sampai mendidih
-
Dinginkan, saring dan
ambil airnya
-
Minum segelas sehari
5.
Kencing sedikit-sedikit (anyang-anyangan)
Ambil daun
Kumis Kucing, Meniran, dan akar
Alang-alang masing-masing 30 gram. Ketiga bahan tersebut dicuci sampai bersih,
dipotong-potong seperlunya lalu direbus dalam tiga gelas air. Biarkan sampai
mendidih, hingga hanya tersisa setengah dari volume awal. Minum air ramuan
tersebut sebanyak setengah gelas, dengan frekuensi 3x sehari.
6. Rematik
Sesendok
kecil daun kumis kucing yang dilumatkan, 1 sendok makan daun meniran yang sudah
dilumatkan juga, direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal 3/4. Saring.
Lalu diminum.
7.
Hipertensi
Cuci 30
gram herba segar kumis kucing, herba daun sendok dan rumput lidah ular. Rebus
di dalam 3 gelas air sampai hanya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring
airnya lalu diminum setengah gelas sebanyak dua kali sehari.
8.
Kencing
batu
90 gram
herba kumis kucing dicuci bersih lalu direbus dalam satu liter air hingga
mendidih dan tersisa 750 cc. Setelah dingin, diminum sebanyak tiga kali sehari
masing-masing sepertiga bagian. Minumlah ramuan ini hingga penyakitnya sembuh.
9. Sakit
Pinggang
7 helai
daun dan 2 potong akar kumis kucing dicuci. Rebus dengan 1 gelas air. Biarkan
satu malam, baru diminum.
BAB VII
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kumis
kucing (Orthosiphon aristatus (Blume)
Miq.), berbentuk semak, batangnya
basah, tingginya bisa mencapai 1,5 meter. Bisa tumbuh di tempat yang kering
maupun basah pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, tanaman ini
memiliki daun berbentuk telur taji, tepi daunnya bergerigi kasar. Bunganya mengeluarkan
benang sari dan putik berwarna putih atau ungu.
Bunga
tanaman kumis kucing merupakan bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung
percabangan. Warnanya ungu pucat atau putih sedangkan benang sarinya lebih
panjang dari tabung bunga. Buah kumis kucing berupa buah kotak dan berbentuk
bulat telur. Tanaman ini bisa diperbanyak dengan biji maupun setek batang.
Tanaman ini rasanya manis namun sedikit pahit.
Tanaman kumis kucing ini bisa digunakan
untuk mengobati sejumlah penyakit yaitu infeksi ginjal akut dan kronis,
rematik, tekanan darah tinggi, kencing manis, kencing batu serta infeksi
kandung kemih.
B.
Saran
Karya
Tulis Ilmiah tentang Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume)
Miq. ) masih ada beberapa kekurangan, oleh karena itu dibutuhkan kritik dan
saran atau masukan yang membangun demi sempurnanya Karya Tulis ini.
Daftar Pustaka
Anonim,
1977, Materia Medika Indonesia, jilid I, Departemen Kesehatan RI.
Anonim,
1980, Materia Medika Indonesia, jilid IV, Departemen Kesehatan RI.
Arisandi, Yohana & Yovita Andriani.2008.Khasiat
Berbagai Tanaman Obat untuk Pengobatan cetakan ke-3.Jakarta : Eska Media.
Dwiyanto.2009.Ramuan Tradisional cetakan ke-1.Yogyakarta
: Quills Publisher.
Geurin
J.C., Reveillere H.P., 1989, "Orthosiphone stamineus as a potent source of
methylripario chromene A"., J.Nat.Prod., Vol 52, No. 1, p.171-173.
J. Kloppenburgh – Versteegh, Tanaman Berkhasiat Indonesia Volume I,
Alih Bahasa dan Saduran : drh.J.Soegiri, Prof.Dr.drh.Nawangsari, IPB Press,
2006
Tjitrosoepomo, Gembong.2005.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
thank bro informasinya...Artikel kesehatan terbaru
BalasHapus
BalasHapusGmna biar masuk ke file awak