ALAT INDERA MANUSIA
Indera berperan sebagai
reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada
lima macam indera yaitu :
1. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya
(fotoreseptor)
2. Telinga, sebagai penerima rangsang
getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indera keseimbangan
9statoreseptor)
3. Hidung, sebagai penerima rangsang bau
berupa gas (kemoreseptor)
4. Lidah, sebagai penerima rangsang zat
yang terlarut (kemoreseptor)
5. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan
(tangoreseptor)
Tiap indera akan berfungsi dengan sempurna
apabila :
1. Indera tersebut secara anatomi tidak ada
kelainan
2. Bagian untuk penerima rangsang bekerja
dengan baik
3. Saraf-saraf yang membawa rangsang dari
dan ke otak bekerja dengan baik
4. Pusat pengolahan rangsang di otak
bekerja dengan baik.
Indera
Penglihat (Mata)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk
otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak,
dan bulu mata.
a. Bagian-bagian
mata
Mata
berbentuk bola, sedikit pipih dari arah depan ke belakang. Bola mata atau biji
mata terletak di dalam rongga mata dan dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
Bagian luar bola mata dilindungi oleh kelopak mata. Tepat di atas sudut mata
terdapat kelenjar air mata yang berfungsi membasahi dan membersihkan permukaan
mata. Bola mata melekat pada dinding rongga mata melalui tiga pasang otot.
1.
Bola Mata
Bola mata
berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya
1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Bola mata dikelilingi oleh tiga lapis
dinding. Ketiga lapis dinding ini, dari luar ke dalam
adalah sebagai berikut:
- Sklera, merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat, berwarna
putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan
yang disebut kornea. Konjungtiva
adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini
berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.
- Koroid, berwarna coklat kehitaman sampai hitam. Koroid merupakan
lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen
terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid
berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid
membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna.
Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar
masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk
mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi
mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan
mengatur cembung pipihnya lensa.
- Retina, merupakan lapisan
yang peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan
sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke
otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan
daerah ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi
dua, yaitu bagian depan yang terletak di depan lensa berisi carian yang disebut
aqueous humor, dan bagian
belakang yang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan
tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
1. 2.
Kotak mata
Kotak mata pada tengkorak berfungsi
melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea
dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap
iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang
konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk
mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari
kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang
terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir,
garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat
pelumas dan pencegah masuknya mikro organisme ke dalam mata.
1.
3. Otot mata
Otot
penggerak bola mata: 6 buah
4
buahototlurus: rectus superior,rectus inferior, rectus medial, rectus lateral
yang menggerakkan mata keatas, ke bawah, ke dalam, dan ke sisi luar bergantian
2
buah otot agak serong: oblique inferior (keatas, kesisiluar), oblique superior
(kebawah, kesisiluar).
4. Lensa
mata
Di
bagian belakang pupil terdapat bagian yang embung, yaitu lensa. Lensa
didukung oleh otot disebut muskulus siliaris (otot daging melingkar).
Apabila otot ini mengalami kontaksi akan terjadi perubahan ukuran lensa. Hal
itu terjadi apabila kamu melakukan pengamatan cermat yang tertuju pada suatu
objek tertentu baik pada jarak yang dekat maupun jauh. Kemampuan lensa mata
tersebut dinamakan daya akomodasi mata.
Ruangan
di antara lensa dan kornea berisi cairan encer yang disebut aqueous humor.
Dibagian dalam bola mata berisi cairan kental dan transparan. Subtansi (bahan)
inilah yang menyebabkan bola mata menjadi kukuh . Cairan ini disebut vitreous
humor. Cairan yang terdapat di antara kornea dan lensa biasanya lebih
encer, sedangkan di antara lensa dan retina menyerupai agar-agar. Jika terlalu
banyak cairan di dalam mata akan terjadi gangguan yang disebut glaucoma. Penyakit
ini dapat menimbulkan kebutaan apabila tidak diobati.
Bagian-bagian yang melindungi mata:
1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita.
2. Kelopak mata, berguna untuk melindungi mata dari debu, asap, dan benda
asing lain.
3. Bulu mata, berguna untuk mengurangi cahaya dan kotoran yang masuk.
4. Kelenjar air mata, menghasilkan air mata yang berguna untuk membasahi
kornea.
b. Cara kerja mata
Cara
kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara
mengubah fokus lensa. Sinar yang masuk ke mata
sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui
konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor.
Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda
akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan
sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena
sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu,
pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen
dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan
warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di
daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila
terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi
protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap.
Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu
adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada
tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan
biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut, mata dapat menangkap spektrum
warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak
terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat
dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan
jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat
kecil sehingga sinar tampak paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun
yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam
pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya
untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
c. Kelainan
dan penyakit pada indra penglihatan
Mata miop (miopi)
Miopi
atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan lensa mata terlalu cembung
sehingga bayangan jatuh di depan bintik
melihat jauh (retina). Miopi disebut pula rabun jauh, karena tidak dapat
melihat jauh. Penderita miopi hanya mampu melihat jelas pada jarak yang dekat.
Untuk membantu penderita miopi, sebaiknya memakai kaca mata berlensa cekung
(negatif).
Mata hipermetrop
(hipermetropi)
Hipermetropi
atau mata jauh adalah cacat mata yang disebabkan lensa mata terlalu pipih
sehingga bayangan jauh di belakang bintik kuning. Hipermetropi disebut pula
rabun dekat, karena tidak dapat melihat dekat. Penderita Hipermetropi hanya
mampu melihat jelas pada jarak yang jauh. Untuk membantu penderita
Hipermetropi, dipakai kacamata lensa cembung (lensa positif).
Mata presbiop
(presbiopi)
Presbiopi umunya terjadi pada orang berusia
lanjut. Keadaan ini disebabkan lensa mata pipih dan daya akomodasi mata sudah
lemah sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan benda yang berada dekat dengan
mata. Gangguan mata seperti itu dapat
dibantu dengan memakai kacamata berlensa rangkap.
Di
bagian atas kaca mata dipasang lensa cekung untuk melihat benda yang jauh,
sedangkan di bagian bawahnya dipasang lensa cembung untuk melihat benda dekat.
Mata astigmatisma
Mata
astigmatisma adalah cacat mata yang disebabkan kecembungan kornea tidak rata,
sehingga sinar sejajar yang datang tidak dapat disfokuskan ke satu titik. Untuk
membantu penderita astigmatisma dipakai kacamata silindris.
Hemeralopi (rabun
senja)
Hemeralopi
adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. penderita rabun
senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari. Keadaan seperti
itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan
dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup
sangat perlu dilakukan.
Katarak
Katarak
adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa sehingga penglihatan
menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi pada orang
yang telah lanjut usia.
Buta warna
Buta
warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun. Penderita buta
warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau,
atau biru. Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
Imeralopi
Imeralopi atau rabun senja adalah kelainan yang menyebabkan
penderita menjadi rabun pada senja hari.
Xeroftalxni
Xeroftalxni adalah kelainan pada mata, yaiut kornea menjadi
kering dan bersisik.
Keratomealasi
Keratomealasi adalah kelainan pada mata yaitu kornea menjadi
putih dan rusak.
Trakhoma
Merupakan
penyakit yang disebabkan terjadinya peradangan konjungktiva, yang diakibatkan
karena infeksi virus. Apabila dibiarkan penyakit ini dapat menimbulkan
kebutaan.
Indera Pendengar (Telinga)
Telinga
manusia merupakan organ yang sangat kompleks. Telinga manusia merupakan saluran
yang terbuka di bagian uar dan bersatu dengan tulang tengkorak.
Telinga
merupkan organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar suara atau bunyi. Suara yang
dapat kita dengar adalah suara-suara yang memiliki frekuensi antara 20 Hz –
20.000 Hz.
Telinga manusia terdiri atas tiga
bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
1.
Telinga
luar
Telinga
luar meliputi daun telinga (pinna), liang
telinga (meatus auditorius eksternus), dan saluran telinga luar. Bagian
daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga
dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada
telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang
telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang rawan yang dilapisi kulit
tipis. Di dalam saluran ini terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat
seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga.
Bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada
ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang
mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun
telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan
kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga.
1.
Telinga
tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara
untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Telinga tengah meliputi gendang
telinga, 3 tulang pendengaran yaitu martir (malleus) menempel pada gendang telinga, tulang landasan (incus), kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak
sebagai satu tulang, dan tulang
sanggurdi (stapes)
yang berhubungan dengan jendela oval. Muara tuba eustachi yang menghubungkan ke
faring juga berada di telinga tengah. Getaran suara yang diterima oleh gendang
telinga
akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan
menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan
tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
1.
Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit,
terdiri dari labirin tulang dan labirin membran. Ada lima bagian utama dari
labirin membran, yaitu:
Tiga
saluran setengah lingkaran
Ampula
Utrikulus
Sakulus
Koklea
atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui
saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus
merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga
vestibulum dari labirin tulang.
dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu
dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah
terdapat membran Reissner, sedangkan
di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah
terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di
sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran
basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar
terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang
bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi
ini disebut organ korti.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran
yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval,
saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar,
dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu
dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah
terdapat membran Reissner, sedangkan
di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah
terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di
sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran
basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar
terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang
bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi
ini disebut organ korti.
Cara Kerja
Telinga
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang
telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval.
Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada
di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran
Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan
getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang
dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan
ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan
frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan
menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan
sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim
ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Tuli
Tuli
adalah ketidakmampuan telinga untuk mendengarkan bunyi
atau suara. Tuli dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada
gendang telinga, tersumbatnya ruang telinga, atau rusaknya saraf pendengaran. Pada orang yang telah berusia lanjut, ketulian biasanya disebabkan oleh kakunya gendang telinga dan kurang baiknya hubungan antar tulang pendengaran.
Congek
Congek
adalah penyakit telinga yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada bagian telinga
yang tersembunyi di
tengah-tengah. Infeksi ini disebabkan oleh
bakteri.
Otitis
eksterna
Otitis eksterna adalah suatu
infeksi pada saluran telinga. Infeksi
ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau
hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga perenang (swimmer's ear).
Perikondritis
Perikondritis adalah suatu
infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis bisa
terjadi akibat cedera, gigitan serangga dan pemecahan bisul dengan sengaja. Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan
lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah
menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, dan menyebabkan kerusakan
pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi
perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan.
Eksim
Eksim pada telinga merupakan
suatu peradangan kulit pada telinga luar dan saluran telinga, yang ditandai
dengan gatal-gatal, kemerahan, pengelupasan kulit, kulit yang pecah-pecah serta
keluarnya cairan dari telinga. Keadaan ini bisa menyebabkan infeksi pada
telinga luar dan saluran telinga.
Cidera
Cedera pada telinga luar
(misalnya pukulan tumpul) bisa menyebabkan memar diantara kartilago dan
perikondrium. Jika terjadi penimbunan
darah di daerah tersebut, maka akan terjadi perubahan bentuk telinga luar dan
tampak massa berwarna ungu kemerahan. Darah yang tertimbun ini (hematoma)
bisa menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago sehingga terjadi
perubahan bentuk telinga. Kelainan bentuk ini disebut telinga bunga kol, yang sering ditemukan pada pegulat dan
petinju.
Tumor
Tumor
pada telinga bisa bersifat jinak atau ganas (kanker). Tumor yang jinak bisa
tumbuh di saluran telinga, menyebabkan penyumbatan dan penimbunan kotoran
telinga serta ketulian. Contoh dari tumor jinak pada saluran telinga adalah:
o Kista sebasea (kantong
kecil yang terisi sekresi dari kulit)
o Osteoma (tumor tulang)
o Keloid (pertumbuhan dari jaringan ikat
yang berlebihan setelah terjadinya cedera).
Kanker
Kanker sel basal dan kanker sel
skuamosa seringkali tumbuh pada telinga luar setelah pemaparan sinar
matahari yang lama dan berulang-ulang. Pada stadium dini, bisa diatasi dengan
pengangkatan kanker atau terapi penyinaran. Pada stadium lanjut, mungkin perlu
dilakukan pengangkatan daerah telinga luar yang lebih luas. Jika kanker telah
menyusup ke kartilago, dilakukan pembedahan. Kanker sel basal dan sel skuamosa
juga bisa tumbuh di dalam atau menyebar ke saluran telinga.
Indera Penciuman
(Hidung)
Saat manusia baru lahir indera
penciumannya lebih kuat dari manusia dewasa, karena dengan indera ini bayi
dapat mengenali ibunya. Indera penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000
bau yang berbeda. Indera pembau manusia berupa kemoreseptor
yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
1.
Rongga hidung (nasal
cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru
paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga
hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate.
Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau dengan baik.
2. Mucous membrane,
berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus
(lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan
partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
Cara kerja Indera Penciuman
Di dalam rongga hidung terdapat
selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau
terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus
alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf
pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius).
Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama
udara inspirasi mencapai reseptor
pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung,
sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian
timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi
suatu bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini
menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian
bersinaps dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke
daerah pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.
Kelainan pada Indera Penciuman
Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan. Akibatnya, kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak dapat mencium bau suatu benda. Kelainan-kelainan pada hidung yaitu:
Angiofibroma
Juvenil
Tumor jinak pada hidung bagian
belakang atau tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang mengandung pembuluh
darah. Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak laki yang sedang
mengalami masa puber.
Papiloma
Juvenil
Tumor jinak pada kotak
suara (laring). Papiloma disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada
anak usia 1 tahun. Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang cukup berat
sehingga anak tidak dapat berbicara dan bisa menyumbat saluran udara.
Rhinitis
Allergica
Peradangan hidung karena alergi.
Disebabkan oleh adanya reaksi alergi pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya
substansi asing ke dalam saluran tenggorokan.
Sinusitis
Peradangan sinus, yaitu
rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat
dan biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
Salesma dan influenza
Infeksi pada alat
pernapasan yang disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit
leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian.
Anosmia
Gangguan pada hidung berupa
kehilangan kemampuan untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa
hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala, keracunan timbel, kebanyakan
merokok, atau tumor otak bagian depan. Untuk mengatasi gangguan ini harus
diketahui dulu penyebabnya.
Indera pengecap
(Lidah)
Lidah berfungsi sebagai indera pengecap. Indera
pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa
daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan
masam). Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan
nyeri.
Lidah terletak pada dasar mulut, pembuluh darah & urat saraf masuk dan
keluar dari pangkal lidah.
Dalam bahasa kedokteran,
lidah (dan semua yang menyangkut lidah) disebut Lingual. Lidah
sebetulnya adalah kumpulan dari banyak otot. Dilihat dari ukurannya, otot lidah
termasuk otot yang paling kuat pada tubuh kita.
a. Bagian-bagian
lidah
Sebagian besar lidah tersusun
atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot
ekstrinsik dan intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya
tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1.
Papila
filiformis berbentuk seperti benang halus.
2.
Papila
sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada
di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap.
Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi
untuk menopang. Bagian-bagian lidah:
1.
Bagian
depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.
2.
Bagian
pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
3.
Bagian
belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.
Lidah memiliki
kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase (ptialin). Enzim
ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Letak kelenjar
ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga, dan kelenjar
ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.
b. Cara Kerja
Lidah
Makanan
atau minuman
yang telah berupa larutan di dalam mulut akan
merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak
menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.
c.
Kelainan
pada Indera Pengecap
Oral candidosis
Penyebabnya adalah jamur yang
disebut candida albicans.. gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan
putih yang dapat dikerok.
Atropic glossitis
Lidah akan terlihat licin dan
mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang
paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak ditemukan pada
penderita anemia.
Geografic tongue
Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau.
Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi
pita putih tebal.
Fissured tongue
Gejalanya yaitu lidah akan
terlihat pecah-pecah.
Glossopyrosis
Kelainan ini berupa keluhan pada
lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan
gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini lebih banyak disebabkan karena
psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
Indera Peraba (Kulit)
Indra peraba pada tubuh manusia
adalah kulit. Di kulit terdapat beberapa organ pengindraan khusus disebut reseptor.
Reseptor merupakan percabangan akhir dendrit dari neuron sensorik.
Beberapa reseptor tersusun atas beberapa dendrit dan ada yang mempunyai sel khusus. Tiap
reseptor hanya cocok untuk jenis rangsang tertentu saja. Jika reseptor
dirangsang, terjadi impuls sepanjang dendrit yang diteruskan ke sistem
saraf pusat. Ada lima macam reseptor pada kulit, yaitu reseptor yang khusus
untuk menanggapi rangsang yang berupa sentuhan, tekanan, sakit, panas, atau
dingin. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian
dalam, misalnya otot dan tulang.
a. Bagian-bagian kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam
atau lapisan dermis. Pada lapisan epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan
sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel yaitu:
·
Stratum
germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah
atasnya.
·
Stratum granulosum
yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit
menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya
menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan
melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan.
·
Stratum lusidum
merupakan lapisan yang transparan.
·
Stratum korneum
merupakan lapisan yang paling luar.
b. Cara Kerja Kulit
Rangsang yang dapat diterima kulit berupa
sentuhan panas, dingin,
tekanan, dan nyeri. Ketika kulit menerima
rangsang, rangsang tersebut
diterima oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya,
rangsang akan diteruskan ke
otak melalui urat saraf. Oleh otak, rangsang
akan diolah. Akibatnya,
kita merasakan adanya suatu rangsang. Otak pun memerintahkan
tubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.
c. Kelainan pada kulit
Kulit merupakan bagian tubuh terluar sehingga selalu berhubungan dengan
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kulit mudah terluka serta terserang
jamur dan bibit penyakit lainnya. Beberapa penyakit kulit yang
sering kita temui yaitu:
Jerawat
Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung, dan
dada. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon dan
kulit yang kotor. Anak-anak yang memasuki masa remaja serta orang-orang
yang memiiki jenis kulit berminyak sangat rentan terhadap
jerawat.
Panu
Disebabkan oleh jamur yang
menempel di kulit. Panu tampak sebagai bercak atau bulatan putih di
kulit dan disertai rasa gatal. Panu timbul karena penderita
tidak menjaga kebersihan kulit.
Kadas
Bulatan putih bersisik di kulit. Pada setiap bulatan terdapat
garis tepi yang jelas dengan kulit yang tidak terkena. Kadas
juga menyebabkan rasa gatal. Penyakit ini disebabkan oleh jamur.
Skabies
Disebut pula “seven-year
itch”. Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil
(Sarvoptes scabies) dan dapat menular pada orang lain.
Eksim
Merupakan penyakit kulit
yang akut atau kronis. Penyakit tersebut menyebabkan kulit menjadi kering,
kemerah-merahan, gatal-gatal, dan bersisik.
Biang keringat
Terjadi
karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat
terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan
timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik
juga dapat menyebabkan biang keringat
Tidak ada komentar :
Posting Komentar